Monday 30 April 2012

Ekonomi Islam Doktrin atau Ilmu pengetahuan???


Ekonomi Islam sudah ada di Indonesia sejak tahun 1936 terbukti dengan adanya buku tentang Perbaikan ekonomi dengan aturan islam. Karena itu ekonomi islam bukanlah suatu hal baru di Indonesia. Dalam buku iqtishoduna karya Muhammad Baqir As-Sadr dijelaskan bahwa ekonomi islam bukanlah suatu ilmu pengetahuan melainkan suatu doktrin atau sistem. Mengapa dikatakan bahwa ekonomi islam itu sebuah doktrin/sistem bukan suatu ilmu pengetahuan karena ekonomi islam bukanlah sesuatu yang akan kita pelajari dengan lengkap dan sistematis sebagai cabang dari ilmu ekonomi melainkan ekonomi islam adalah suatu cara atau metode yang mengharuskan kita untuk melaksanakan perilaku ekonomi dalam landasan Al Qur’an dan Al Hadits.
Nah dengan kata lain ekonomi islam adalah tuntunan kita untuk mengapai surga dari sektor ekonomi. Ekonomi adalah sesuatu yang integritas dan tidak bisa terpisah dengan politik, budaya serta sejarah. Kehidupan dunia tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan agama, karena keduanya ibarat dua sisi mata uang yang berdampingan.
Untuk menghasilkan suatu teori atau menjawab suatu permasalahan, pihak konvensional itu melihat fakta yang terjadi di masyarakat sebelum akhirnya mencetuskan sebuah gagasan/teori. Beda halnya dengan pihak ekonomi islam, untuk menghasilkan suatu gagasan/teori ekonomi islam melihat dari landasan dasarnya yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Bukan dari fakta terus dicari landasannya tetapi dari landasannya akan tercermin fakta yang sesuai. Bukankah Al Qur’an adalah kitab sepanjang jaman????
Ekonomi islam kadang hanya dipandang sebagai selembar kertas berukuran persegi yang dimasukkan dalam gelas, sehingga kertas itu akan berubah bentuk menyesuaikan ukuran gelas. Nah apa yang terjadi?? Yang terjadi adalah ukuran kertas yang berubah dengan berbagai penyesuaian untuk dapat masuk dalam gelas. Nah dapat diibaratkan disini, kertas berukuran persegi adalah ekonomi islam dan gelas adalah sistem yang ada saat ini (baca: Kapitalisme dan Sosialisme). Apa yang akan terjadi dari ilustrasi diatas, bahwa jiak suatu sistem ekonomi islam dimasukkan dalam wadah Kapitalisme atau Sosialisme maka yang terjadi adalah adanya pemecahan dan pemisahan dalam sistem ekonomi islam. Semua pakar akan melihat ekonomi islam dari berbagai sudut pandang dan sisi yang tak lagy bulat utuh melainkan telah tercampur dengan sistem lain. Namun apakah sejatinya Ekonomi islam seperti itu???
Ada tiga corak pemikiran ekonomi islam yang saat ini terdengar gaungnya,
1.      Aliran Mainstream
2.      Aliran Alternatif Kritis
3.      Aliran Baqir Sadr
Dimana tiga aliran ini berbeda-beda dalam menyikapi apa yang sedang terjadi saat ini. Persoalan yang sampai saat ini masih menjadi sorotan adalah terkait dengan Perbankan Syari’ah. Menurut para ulama dari Aliran Mainstream diantaranya Monzer Kahf memandang bahwa Perbankan Syari’ah itu boleh-boleh saja tetapi diambil sisi positifnya saja. Sedangkan ulama dari aliran Alternatif Kritis tidak langsung menyetujui ataupun menolak terkait dengan perbankan syari’ah tetapi meninjau dari kitab-kitab ulama terdahulu (baca: Muqoddimah, Kharaj, Al Amwal dan lain-lain) dan yang terakhir adalah pendapat dari aliran Baqir Sadr beranggapan bahwa perbankan syari’ah itu tidak dapat dilakukan. 

1 comments:

bayu said...

Subhanallah, akhirnya ada juga yg membaca ini, ya sama2 bayu juga baru belajar semoga akita semua selalu dibimbing oleh Allah SWT.
Terimaksih atas kunjungannya ^_^

Post a Comment

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes