Dikisahkan dua orang laki-laki
bekerja keras membuat sebuah perahu. Ketika sedang sibuk bekerja mereka berdua
menemukan rayap disebuah papan. Salah seorang dari mereka kemudian ingin membuang
papan itu tapi temannya melarang. Dia berkata, “kenapa papan ini dibuang? Kan sayang.
Lagipula tidak ada masalah. Cuma kena rayap sedikit saja.”
Karena tidak ingin mengecewakan
temannya, papan yang ada rayapnya pun digunakan untuk membuat perahu. Selang beberapa
hari, perahu pun selesai dan sudah bisa digunakan untuk melayari lautan.
Tapi bebrapa tahun kemudian,
rayap-rayap itu ternyata bertelur dan menetas. Rayap-rayap itu kemudian
menggerogoti kayu kapal. Bahkan rayap-rayap itu menyebar kemana-mana hingga
memakan kayu yang ada di lambung kapal.
Kapal terus digunakan dan tak
seorang pun sadar hingga akhirnya, kayu-kayu perahu mulai keropos. Dan, ketika
dihantam oleh ombak besar, air berhasil menembus masuk dari celah-celah dan
lubang-lubang kayu.
Karena hujan juga sering turun
dengan deras, para awak perahu pun tidak dapat dan tidak mampu lagi menguras
air ynag masuk ke dalam perahu sehingga akhirnya perahu itu karam. Di dalamnya
terdapat barang-barang berharga dan nyawa manusia.
Kalau saja kita sadar bahwa
malapetaka besar ini sebenarnya berasal dari hal yang remeh dan tidak berharga
seperti papan yang sudah kena rayap. Kalau saja ketika membuat perahu dahulu
papan itu dibuang, tentu saja malapetaka ini bisa dicegah.
Dan, begitulah kalau pada kenyataannya
kita sering tidak sadar kalau perbuatan-perbuatan kesalahan kecil dan remeh
yang kita lakukan kadang-kadang justru malah menimbulkan malapetaka besar.
Semoga bermanfaat...
Warm Regards
Anom Arditta
0 comments:
Post a Comment